PERENCANAAN AUDIT

 PERENCANAAN AUDIT 

(Sumber Buku: Audit internal konsep dan praktik : Faiz Zamzami)

Penilaian risiko merupakan bagian penting pada perencanan audit sehingga pelaksanaan audit dapat dilaksanakan dengan efektif dan efesien. 3 Tahapan dalam perencanaan audit internal yaitu sebagai berikut :

1.      Pemilihan Auditee

2.      Persiapan penugasan audit

3.      Survei Pendahuluan

1.      Pemilihan Auditee Pemilihan auditee merupakan salah satu bagian dari tahap perencanaan untuk menyusun perencanaan penugasan audit untuk jangka pendek dan jangka panjang yang dapat dilakukan dengan pemilihan secara sistematis, audit secara ad hoc, dan permintaan yang berasal dari direksi, komite audit, dan auditee.

SKAI lebih didorong menggunakan metode audit internal berbasis risiko (risk-based internal audit) yaitu metodologi yang menyediakan jaminan bahwa risiko akan dikelola dalam kerangka preferensi risiko organisasi, sehingga dalam pemilihan auditee  ditentukan dengan tahapan yang terdiri dari

2.      Identitas audit universe

Audit universe merupakan kumpulan dari semua auditable unit (unit yang layak menjadi auditee tersendiri. Misalnya kegiatan, bagian, divisi, instansi, proyek). Contoh penerapan auditee universe pada usaha perbankan terdiri atas kantor pusat, kantor cabang, dan divisi yang merupakan pendekatan struktur dengan dikombinasikan proyek pengembangan produk baru missal e-money yang merupakan pendekatan proyek dan kegiatan kredit yang merupakan pendekatan kegiatan.  

·         Menetapkan factor risiko dan skalan prioritas

 

Faktor risiko adalah kriteria yang digunakan untuk menggambarkan kondisi risiko yang ada dalam suatu instansi. Faktor risiko utama yang biasanya digunakan dalam sistem scroring adalah sebagai berikut :

·         Kecukupan sistem pengendalian internal.

·         Sifat transaksi

·         Jangka waktu peneraoan sistem pengendalian internal.

·         Sifat lingkungan operasional.

·         Keamanan sumber informasi secara fisik.

·         Kecukupan pengendalian dan audit secara langsung oleh manajemen.

·         Hasil audit dan kebijakan-kebijakan manajemen terdahulu, serta responsivitas manajemen terhadap isu-isu atau temuan-temuan yang harus ditindaklanjuti.

·         Ketersediaan sumber daya manusia.

·         Pandangan dari manajemen.

·         Pemberian skor dan rangking

Pada tahap pemberian skor, auditable unit diberikan skor skala antara 1-5. Skala 1

menunjukan risiko paling rendah dan skala 5 menunjukkan risiko paling tinggi. Menetapkan skala dengan langkah-langkah berikut ini:

·         Membuat skala angka tertentu

·         Lakukan assessment atas masing-masing factor pada setiap unit audit.

·         Pemilihan auditee.

Penentuan rencana dan jadwal audit didasarkan pada penyesuaian peringkat auditable unit dengan sumber daya  audit yang tersedia. Jika anggaran dan personel yang tersedia hanya cukup untuk mengaudit sebagian unit auditee maka pemilihan unit sebaiknya mendahulukan unit yang memiliki risiko tertinggi.

2. Persiapan Penugasan Audit

Dalam persiapan penugasan terdapat beberapa langkah yang diperhatikan dan dilaksanakan yaitu sebagai berikut:

1.      Penerbitan Surat Tugas

Fungsi pokok surat tugas ini adalah pemberitahuan kepada auditee bahwa akan dilaksanakan penugasan audit di unit tersebut. Adapun isi dari surat tugas tersebut meliputi:

·         Dasar audit

·         Tujuan audit

·         Ruang lingkup audit  

·         Objek dan lokasi audit

·         Periode audit

·         Waktu pelaksanaan audit

·         Susunan tim audit

·         Koordinasi dengan Auditor lain

Koordinasi atau kerja sama audit akan sangat bermanfaat bagi semua pihak karena dapat menghindari penugasan audit yang tumpang tindih.

·         Pemberitahuan kepada Auditee

Komunikasi dengan auditee sebelum dilaksanakan penugasan lapangan sangatlah perlu dilakukan. Oleh karena itu, komunikasi berperan penting agar proses audit dapat berjalan dengan efektif tanpa mengganggu aktivitas regular auditee dalam melaksanakan kegiatan operasional.

 

·         Pengumpulan Informasi umum

Dalam melakukan persiapan audit, SKAI perlu melakukan koordinasi rencana audit dan pengumpulan serta penelaahan informasi umum mengenai objek yang akan diaudit.

 

·         Penyususnan Rencana PenugasaN

Di dalam penyusunan perencanaan penugasan audit yang tepat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

·                Melakukan kordinasi tim

·                Menentukan jenis pekerjaan yang harus dilakukan

·                Menyusun format

·                Penyiapan Program Audit

Dalam tahap ini, tim auditor perlu menyusun isi program audit yang meliputi tujuan dan prosedur audit yang akan dilaksanakan. Program audit berisikan seperangkat prosedur analitis atau langkah-langkah audit dalam rangka pengumpulan dan pengujian bukti-bukti audit serta mengemukakan opini tentang efesiensi, efektivitas, dan ekonomis aktivitas yang diaudit.

Standar Kinerja 2240 mencontohkan program kerja dan menyatakan bahawa “auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan program kerja untuk mencapai tujuan penugasan.”

2240.AI – Program kerja harus mencakup prosedur untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mendokumentasikam informasi selama penugasan. Program kerja harus disetujui sebelum pelaksanaanya dan setiap penyesuaian harus segera disetujui.

2240.CI – Program kerja untuk penugasan konsultan dapat bervariasi dalam bentuk dan isi tergantung pada sifat penugasan.

Beberapa kriteria program audit telah disusun dengan baik, yaitu setidaknya menyajikan :

1.      Rencana yang sistematis untuk setiap fase pekerjaan yang dapat dikomunikasikan kepada seluruh personel audit yang terlibat.

2.      Alat pengendalian diri dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan audit yang telah dicapai untuk staf audit yang ditugasi.

3.      Alat yang dapat digunakan supervisor dan manajer audit dapat meninjau dan membandingkan kinerja dengan rencana yang disetujui.

4.      Bantuan untuk pelatihan bagi anggota staf yang belum berpengalaman dan memperkenalkan mereka dengan lingkup, tujuan, dan langkah pekerjaan audit.

5.      Bantuan untuk supervisor dan manajer audit yang memungkinkan pengurangan jumlah usaha audit langsung yang diperlukan.

6.      Bantuan untuk membiasakan diri bagi staf auditor selanjutnya mengenai sifat pelaksanaan pekerjaan sebelumnya, misalnya jenis audit yang dilaksanakan dan durasi waktu pelaksanaan penugasan.

3. Survei Pendahuluan

Survei merupakan suatu proses untuk mendapatkan infromasi, tanpa melakukan verifikasi secara terperinci, tentang kegiatan yang akan diaudit (Hiro Tugiman, 2003), sehingga survei pendahukuan dapat didefinisikan sebagai aktivitas untuk memperoleh gambaran mengenai fungsi yang akan diaudit dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman aktivitas dari auditee, risiko yang ada, pengetahuan awal sebelum melakukan pekerjaan lapangan yang lebih rinci.

Tujuan survey pendahuluan yang efektif adalah untuk mengidentifikasi area-area yang beresiko tertinggi dan memberikan penilaian awal mengenai proses pengendalian internal. Hasil dari survei pendahuluan adalah pengembangan program audit yang berfokus pada bidang risiko tertinggi dan melaksanakan audit dengan tujuam agar hasil audit yang memberikan manfaat bagi auditee dan organisasi secara keseluruhan. Survei pendahuluan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1.      Studi awal

Ini melibatkan pemeriksaan semuan informasi yang tersedia bagi auditor tanpa menghubungi auditee. Hal tersebut hanya melibatkan organisasi grafik, kebijakan dan prosedur manual, serta catatan keuangan.

 

·         Pertemuan pendahuluan

Personel kunci auditee harus dicek dan diperhatikan untuk memastikan bahwa auditor berkonsultasi dengan personel yang tepat dan benar untuk mendapatkan informasi selama audit.

 

·         Pengumpulan informasi rinci

Setelah pertemuan pendahuluan, auditor akan mengumpulkan infromasi yang lebih rinci untuk mendapatkam tujuan tersebut maka diperlukan penyusunan rencana audit. Tahap ini akan memerlukan pemeriksaan dokumen, mengamati operasi, dan mewawancarai personel kunci. Tujuan dasar tahap ini adalah untuk memperoleh pemahaman tentang operasi auditee , laporan keuangan, atau undang-undang, peraturan, kebijakan dan prosedurm serta kontrak dan dokumen.

 

·         Penilaian risiko

Penilaian risiko dapat dilakukan dengan menyusun nilai prioritas dari masing-masing komponen. Komponen yang memiliki nilai tertinggi akan menjadi prioritas pertama dan diberik alokasi waktu yang lebih banyak dibanding dengan yang memiliki nilai risiko rendah.

Agar tujuan dari survei pendahuluan dapat dicapai maka diperlukan pendekatan teknik yang tepat dalam melakukan survei pendahuluan. Pendekatan teknik pada tahap survei pendahuluan  terbagi menjadi dua yaitu :

1.      On desk audit, yaitu langkah-langkah survei pendahuluan yang dilakukan di SKAI

2.      On site audit, yaitu dilakukan ditempat auditee / di lapangan.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Data dan Pengambilan Sampel Audit

RISIKO DAN PENGENDALIAN TEKNOLOGI INFORMASI

RESUME AUDIT INTERNAL P5-ALFINA AGISTIANI